Keutamaan Jihad Media

Publikasi: Sabtu, 11 Zulqa’dah 1435 H / 6 September 2014 08:56

Jihad Media Islam

An-najah.net – Jihad akan senantiasa ada sampai datangnya hari kiamat. Bahkan sekarang ini muncul istilah baru namanya jihad media, yang pada akhirnya muncul sebutan Mujahid Media. Mujahid media mereka yang menjalankan peranan Al Qur’an dalam membentuk opini yang menguntungkan Islam dan kaum muslimin. Mereka mendidik umat, menyebarkan ilmu syari’at, memotivasi kaum muslimin, memberikan solusi-solusi kehidupan praktis, melakukan upaya pemberdayaan dan sebagainya. (AM. Waskito, Invasi Media Melanda kehidupan Umat, hal 186).

Syeikh Al Qardhawi berkata tentang pentingnya jihad media; “Karena itu termasuk dalam jihad lisan adalah jihad dengan pena, sebab pena adalah salah satu dari dua lisan, sebagaimana dikatakan orang Arab. Pena di era sekarang adalah percetakan dan yang sejenisnya, komputer, setiap peralatan yang dapat digunakan untuk menulis, seperti misalnya jaringan internet. Termasuk media yang penting dalam jihad dimasa kita sekarang ini adalah jaringan informasi internasional yang terkenal dengan nama internet, dimana jangkauannya sangat luas dari hari ke hari dan berpuluh-puluh bahkan berates-ratus juga manusia dari timur dan barat dapat mengambil manfaat dan pelajaran darinya. Penulis yakin, bahwa jihad seperti inilah yang terpenting dan harus diperhatikan dimasa sekarang”.

Jihad melalui media ini bukan berarti meniadakan jihad dalam arti qital. Tetapi perlu diketahui kebanyakan sebelum terjadi perang dalam arti fisik diawali terlebih dahulu dengan perang melalui media untuk mempengaruhi opini publik.

Mujahid media yang istiqamah dan lurus, tidak kalah mulia dibandingkan mujahid di medan perang, keduanya sama-sama penting dan dibutuhkan umat. Mujahid di medan perang menyerang satu, dua, atau puluhan musuh bahkan ribuan pasukan musuh. Sedangkan mujahid media menyebarkan informasi yang diakses oleh ribuan atau jutaan umat islam, membela agama dari berbagai serangan musuh. Efek manfaat yang mereka sebarkan sangat luas.

Berikut ini keutamaan-keutamaan mujahid media, antara lain:

Pertama, Menyebarkan ilmu.

Dengan berkecimpung dibidang media, seseorang telah berjasa menyabarkan ilmu syari’at (atau ilmu yang bermanfaat) ketengah-tengah kaum muslimin. Hal ini selaras dengan sabda Nabi Muhammad Saw; “Ballighu ‘anni wa lau ayah” (Sampaikan dariku walau hanya satu ayat). (HR. Bukhari).

Untuk menyampaikan ilmu tidak harus menunggu menjadi “Profesor syari’at” dulu, berapapun ilmu yang kita peroleh, asal shahih dan ada kesempatan, perlu disampaikan. Misalnya seseorang baru tahu ilmu seputar tata-cara wudhu, ya sudah itu dulu sampaikan, terutama kepada orang-orang terdekat.

Kedua, Menyebarkan dakwah atau petunjuk

Para mujahid media turut berperan menyebarkan dakwah, hidayah atau petunjuk. Bacaan, siaran, atau tayangan yang mereka buat, bisa bermanfaat mengajak manusia menetapi jalan islam atau jalan kesalehan. Nabi Muhammad Saw bersabda; “Siapa yang menyeru kearah petunjuk, bagainya pahala sebanyak pahala orang-orang yang mengikutinya, dengan tidak mengurangi pahala mereka sedikit pun. Dan siapa yang menyeru kearah kesesatan, baginya dosa sebanyak dosa orang-orang yang mengikutinya, dengan tidak mengurangi dosa mereka sedikit pun.” (HR. Muslim).

Bila seruan kebaikan disampaikan oleh media-media islam itu diikuti umat, maka mereka mendapat pahala sebanyak orang-orang yang mengikutinya. Seperti konsep MLM tetapi lebih agung dari itu.

Ketiga, Membela keadilan dan mencegah kezhaliman

Para mujahid media berperan membela keadilan, membela orang yang tertindas, membela masyarakat yang lemah, membela manusia-manusia yang terabaikan. Mereka tidak segan berhadapan dengan mesin-mesin kezhaliman, apakah itu para serakah, para birokrat korup, para mafia hukum, gembong kejahatan, pimpinan aliran sesat, dan sebagainya.

Dalam hal ini mereka melaksanakan tugas besar, seperti yang disebutkan dalam Al Qur’an: “Da diantara yang kami ciptakan, ada segolongan yang memberi petunjuk dengan kebenaran, dan dengan kebenaran itu pula mereka menegakkan keadilan.” (QS. Al A’raf : 181).

Sebagaimana kalau kita mau mencermati dalam pemberitaan media sekuler. Ketika terjadi kasus korupsi yang pelakunya itu dari orang islam maka akan dibesar-besarkan, namun ketika yang korupsi itu orang bukan orang islam tidak diberitakan, kalaupun diberitakan di sebesar orang muslim. Hal ini bisa jadi untuk mencitrakan bahwa pelaku korupsi itu kebanyakan umat islam, padahal orang kafir juga tidak kalah banyaknya.

Dalam kasus yang lain dalam pemberitaan penangkapan terduga teroris. Kebanyakan media sekuler mengambil sumber berita cuma satu sumber saja, tanpa mencari sumber berita yang lain. Bahkan kadang lebih banyak menyudutkan islam seperti, ciri-ciri teroris itu berjengot, celana cingkrang, rajin shalat kemasjid. Padahal itu semua merupakan sunnah Nabi, bahkan kalau kita ketahui pangeran diponegoro itu bersorban, berjenggot, suka dengan jihad. Apa pangeran diponegoro ini teroris? Ya jelas bukan, beliau itu seorang mujahid islam bukan teroris.

Keempat, Menyuruh berbuat makruf dan mencegah kemungkaran

Ini adalah tugas besar para mujahid media. Tugas ini berbeda dengan dakwah, meskipun masih berkaitan erat. Jika dakwah bertujuan menyebarkan bibit-bibit kebajikan ketengah masyarakat, maka amar makruf nahi munkar adalah menjaga kehidupan masyarakat agar selalu baik dan terhindar dari kebiasaan berbuat kemunkaran. Keutamaan amaliah ini banyak disebut dalam Al Qur’an dan As Sunnah.

“Dan hendaklah ada diantara kalian segolongan umat yang mendakwahkan kebaikan, memerintahkan berbuat makruf, mencegah perbuatan munkar, mereka itulah orang-orang yang mendapat kemenangan” (QS. Ali Imran : 103)

Kita tahu ketika Indonesia mau kedatangan lady gaga, padahal dia merupakan pemain film porno dari Jepang. Tetapi al hamdulillah dengan perjuangan yang sungguh-sungguh dari berbagai media Islam di Indonesia lady gaga bisa digagalkan. Sebab kalau lady gaga berhasil mengadakan acara di Indonesia akan bisa memancing murka Allah Swt.

Kelima, Mendidik Umat

Mujahid media juga berperan mendidik umat, membimbing manusia dari kebodohan menuju ketercerahan. Pendidikan lewat media bukan seperti pendidikan formal dibangku-bangku sekolah, tetapi bersifat terbuka dan lebih mengutamakan kesadaran umat. Sejak awal Al Qur’an menjelaskan pentingnya pendidikan ini.

“Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka generasi yang lemah, yang mereka khawatirkan (nasib) mereka nanti. Maka hendaklah mereka takut kepada Allah dan mengatakan perkataan yang benar.” (QS. An Nisa’ : 9)

Keenam, Membangun opini untuk membela Islam

Tugas mujahid media sangat mulia, yaitu memenangkan pertarungan opini menghadapi isu atau fitnah yang disebarkan orang-orang kufar.

Ketujuh, Mempersiapakan kekuatan umat

Mujahid media berperan mempersiapkan umat menghadapi segala resiko konflik. Umat islam dikarunai oleh Allah dengan banyak kebaikan, sebesar-besar karunia tersebut ialah keimanan dan agama. Inilah dua anugerah yang tidak tergantikan oleh apapun. Dalam hal ini orang kafir dan setan selalu berserikat untuk merebut kebaikan-kebaikan dari tangan umat islam, termasuk merebut iman dan merusak agama kita. Maka sudah menjadi kewajiban standar kaum muslimin untuk mempersiapkan segala kekuatan untuk menghadapi serangan-serangan kaum kufar.

Kedelapan, Menyebarkan ketenangan dan nasehat

Mujahid media islam selain menyebarkan dakwah dan melakukan pembelaan umat, juga menyebarkan ketenangan ketengah masyarakat. Caranya dengan menyebarkan tulisan, siaran, atau tayangan yang mengandung dzikrullah, tadabbur Al Qur’an, nasihat hati, dan solusi-solusi masalah, sehingga dengannya tumbuh rasa ketenangan di dalam hati manusia.

Kesembilan, Menjaga Moralitas manusia

Mujahid media berperan besar dalam menjaga moral manusia, menerangkan jalan-jalan kebaikan, menjelaskan perbuatan munkar dan akibat-akibat buruknya.

Kesepuluh, Menjaga eksistenti agama

Amanat penting dari tugas mujahid media ialah menjaga agama ini. Para mujahid media, dengan segala kelebihan dan kekurangan berjuang mempertahankan agama, menjaga kemuliaan dan wibawanya. Tidak diragukan, banyak sekali manusia-manusia durjana yang menginginkan rusaknya agama ini. Seperti media-media sekuler terus berusaha memadamkan agama, seperti yang disebutkan dalam kitabullah, “Mereka ingin memadamkan cahaya Allah dengan mulut-mulut mereka, tetapi Allah menetapkan untuk menyempurnakan cahaya-Nya, meskipun orang-orang kafir membenci hal itu.” (QS. Ash Shaff : 8). Maka dalam hal ini mujahid media melaksanakan jihad sekuat kemampuannya. (Anwar/annajah)

 

Leave a comment