Kosisten dengan kabatilan

Ibnu Jauzi berkata, “Barangsiapa yang berpikir dalam-dalam dan seksama tentang akhir kehidupan duia, ia akan senantiasa waspada. Barangsiapa yang yakin akan betapa panjangnya jalan yang akan ditempuh, maka ia akan menyiapkan bekal sebaik-baik. Alangkah anehnya manusia yang yakin akan sesuatu, namun ia melupakan dan betapa aenhnya meeka yang mentahui bahaya sesuatu, namun ia juga menutup mata.

Para pelaku maksiat yang terlena dengan apa yang dilakukan membuat mereka seperti para pembangkang. Hawa nafsu mereka telah menghalangi diri mereka sendiri untuk berpikir waras, hingga mereka tak memahami apa yang sebenarnya sedang mereka lakukan. Yang ada dalam benaknya hanyalah satu hal menemukan syahfat.

Muhammad Al Washiti, “Orang-orang yang terbiasa dengan kebatilan, mereka menganggap keburukan perilaku adalah suatu ketulusan, kerakusan adalah kesenangan, cita-cita yang rendah adalah ketabahan, sehingga mereka buta dari jalan dan melalui jalan kesempitan. Akibatnya tidak ada kehidupan berkembang di tengah-tengah mereka, tidak ada ibadah yang mensucikan amal mereka,

Tipu daya hara bukan sajan menggelapkan para pencari ilu pun dapat tertipu. Muhammad bin Al Fadjl AL Baikhi menegaskan halini, “Jika kamu melihat seorang pencari ilmu memperbanyak masalah dunianya, maka hal itu adalah tanda dari awal kehancurannya.

Abdurahman Ad Darani, “Jika dunia telah menempati hati seseorang, maka akhirat akan pergi darinya.

Ad Darani sangat berkata, “Setiap sesuatu ada karatnya dan karat cahaya hati adalah perut kenyang.

Leave a comment